Pelabuhan
Buleleng berlokasi sekitar 2,5 Kilometer arah utara pusat kota
Singaraja. Jika berangkat dari pusat kota Singaraja, maka dibutuhkan
waktu kurang lebih 15 untuk mencapai pelabuhan ini. Sedangakan jika
berangkat dari Bandara Ngurah Rai, maka perjalanan dapat ditempuh dengan
waktu sekitar 150 menit saja.
Untuk dapat memasuki pelabuhan Buleleng,
anda tak perlu merogoh kantong terlalu dalam. Cukup dengan membayar
retribusi parkir seharga Rp. 500 untuk sepeda motor, dan Rp. 1000 untuk
kendaraan roda 4, maka anda dapat menikmati pelabuhan dengan panorama
yang indah.
Sejak pusat pemerintahan provinsi Bali
dipndahkan ke Bali selatan tahun sekitar tahun 1950, kejayaan pelabuhan
Buleleng berangsur menghilang. Pelabuhan yang dulu sempat menjadi tempat
bongkar muat barang dan persinggahan kapal pesiar asing yang membawa
wisatawan, kini tinggal sejarah. Bangunan-bangunan tua yang sempat
menjadi saksi bisu kejayaan pelabuhan, dibiarkan kosong dan hanya
meninggalkan kenangan tersendiri.
Pelabuhan Buleleng juga sempat menjadi
saksi sejarah perlawanan masyarakat setempat melawan pemerintah Belanda.
Masih ingatkah anda akan Insiden Hotel Yamato? Sebuah peristiwa
bersejarah yang menunjukan keberanian Indonesia untuk merobek warna biru
pada bendera belanda? Ternyata di pelabuhan Buleleng juga sempat
terjadi peristiwa serupa.
Untuk memperingati peristiwa bersejarah
tersebut, pada tahun 1987 pemerintah membangun tugu Yudha Mandala Tama.
Sebuah tugu yang menjulang tinggi, berupa seorang pemuda kekar menunjuk
kearah lautan sambil memegang bambu runcing dengan sang merah putih pada
ujungnya.
Kemudian sekitar tahun 2005, tempat ini
mulai ditata dengan menambahkan beberapa taman berselimukan hijaunya
rerumputan dan juga pengecatan ulang beberapa bangunan tua. Selain itu,
kayu-kayu tua bekas dermaga telah diganti dengan restoran terapung.
Selain menikmati panorama yang indah,
berwisata di pelabuhan Buleleng dapat dinikmati dengan berbagai cara.
Biasanya, pada hari minggu pagi masyarakat memanfaatkan pelabuhan untuk
melakukan kegiatan olah raga ringan seperti senam, lari pagi atau
sekedar menikmati segarnya udara pagi, ditemani hangatnya sinar mentari.
Para mancing mania dapat menyalurkan hobinya pada beton yang menjorok
ke tengah laut. Selain itu, juga tersedia tempat memancing di ujung
restoran terapung. Selain memancing, panorama sunset di pelabuhan
Buleleng tak kalah indahnya dengan di pantai-pantai lain.
Posting Komentar